Sabtu, 25 Agustus 2012

ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA By.F UMUR 10 BULAN DENGAN DIARE DI PUSKESMAS GEMOLONG

BAB I
PENDAHULUAN

       I.            Latar Belakang
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah kesehatan anak di prioritaskan dalam perencanaan atau penataan pembangunan bangsa.
Angka kesakitan bayi menjadi indicator kedua dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena nilai kesehatan merupakan cerminan dari lemahnya daya tahan tubuh bayi dan anak balita. Angka kesakitan tersebut juga dapat dipengaruhi oleh status gizi, jaminan pelayanan kesehatan anak, perlindungan kesehatan anak, factor sosial anak dan pendidikan ibu (Hidayat, 2008).
Angka kejadian diare nasional tahun 2006 sebesar 423 per 1.000 penduduk pada semua umur (hasil survey subdit diare, Ditjen PP dan PL Depkes) sekitar 162.000 balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 3 bagi bayi setelah pneumonia dan radang paru-paru.
Jumlah penderita diare di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2006 sebesar 837.724, dengan penderita pada balita 346.297, balita dengan diare yang ditangani sebesar 41,33 %, sedangkan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0,03 %.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul “ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT  PADA By.F UMUR 10 BULAN  DENGAN DIARE DI PUSKESMAS GEMOLONG.”

    II.            Tujuan
1)       Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan balita sakit pada By. F dengan diare dengan menggunakan tujuh langkah varney secara komprehensif.
2)      Tujuan Khusus
a.       Dapat melakukan pengkajian data baik data subyektif maupun obyektif pada By. F dengan diare di Puskesmas Gemolong.
b.      Dapat membuat interpretasi data dengan tepat pada pada By. F dengan diare di Puskesmas Gemolong
c.       Dapat menentukan diagnosa/masalah potensial dan antisipasi pada By. F dengan diare di Puskesmas Gemolong.
d.      Dapat menentukan tindakan segera yang tepat untuk pada By. F dengan diare di Puskesmas Gemolong
e.       Dapat membuat perencanaan tindakan yang tepat untuk pada By. F dengan diare di Puskesmas Gemolong
f.       Dapat melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat dengan baik pada By. F dengan diare di Puskesmas Gemolong
g.      Dapat melakuakn evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan dari awal sampai akhir pada By. F dengan diare di Puskesmas Gemolong


BAB II
TINJAUAN TEORI
A.    Pengertian Diare
Ø Diare adalah keadaan frekuensi BAB lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Konsistensi feces dapat bewarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
Ø Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.
Ø Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sakit
Ø Menurut Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Dibagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI / RSCM, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali perhari sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali perhari.
(Ilmu Kesehatan Anak, hal : 283)


B.     Penyebab Diare / Etiologi
            Etiologi diare dapat dibagi menjadi 4 faktor, yaitu :
1. Faktor Infeksi
a.   Infeksi Enternal    :  Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak.
                              Infeksi Enternal ini meliputi :
« Infeksi Bakteri     :  E.coli, salmonella, shigella, vibria cholerae, aeromonas, dll.
« Infeksi Virus        :  Enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus, dll.
« Infeksi Parasit      :  Cacing (ascaris), Protozoa (trichomonas haminis), Jamur (candida algicans).
                        b. Infeksi Parenteral    :Infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti :
« Tonsilofaringitis (Radang Tonsil)
« Radang Tenggorokan
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun
                  2.   Faktor Malarbsorbsi
                        a.   Malarbsorbsi Karbohidrat (Disakarida, Monosakarida)
                              Pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah perut.
                        b.   Malarbsorbsi Lemak
                              Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trglyserida. Dengan bantuan kelenjar lipase mengubah lemak menjadi micelles yang siap di arbsorbsi usus. Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat terjadi. Gejalanya adalah tinja mengandung lemak.
                        c.   Malarbsorbsi Protein
                  3.   Faktor Makanan
                        Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, mentah (sayuran) dan kurang matang.
                  4.   Faktor Psikologis
                        Rasa takut, cemas dan tegang, walaupun jarang jika terjadi pada anak dapat menyebabkan diare kronis.
C.     Jenis Diare
1. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, tetapi gejalanya dapat menjadi berat.
Penyebabnya sebagai berikut :
« Gangguan jasad renik / bakteri yang masuk kedalam usus halus setelah melewati berbagai rintangan asam lambung
« Jasad renik yang berkembang pesat didalam usus halus
« Racun yang dikeluarkan oleh bakteri
« Kelebihan cairan usus akibat racun
2. Diare Kronis / Menahun / Persisten
Pada diare kronis terjadinya lebih kompleks, berupa faktor yang menimbulkannya terutama jika sering berulang pada anak. Diare kronis / diare yang menetap akan berakhir 14 hari atau lebih lama, karena :
« Gangguan bakteri jamur dan parasit
« Malarbsorbsi kalori dan lemak
« Gejala-gejala sisa karena cidera usus oleh setiap enteropatogen pasca infeksi akut.
D.    Patogenesis
Mekanisme dasar menyebabkan timbulnya diare adalah :
1. Gangguan Osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.


2. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan reaksi sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan Motilitas Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan selanjutnya akan timbul diare juga.
4. Patogenesis Diare Kronis
Lebih kompleks dan faktor yang menimbulkan ialah inflasi bakteri, parasit, malarbsorbsi, malnutrisi, dll.
E.     Patofisiologi
Sebagai akibat diare, baik akut maupun kronik akan terjadi :
1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan asam basa (Asidosis Metabolic, Hipoglikemia)
2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukkan kurang, pengeluaran bertambah)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah
     
F.      Gejala / Gambaran Klinis
1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan meningkat
2. Tinja bayi encer, berlendir atau berdarah
3. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu
4. Anus lecet
5. Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang
6. Muntah sebelum dan sesudah diare
7. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)
8. Dehidrasi (kekurangan cairan)
G.    Komplikasi
1. Dehidrasi (Ringan, Sedang, Berat)
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala meterosinus, hipotoni otot, lemak gradiksida, perubahan elektrokardiogram)
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus defisiensi enzim laktosa
6. Kejang
     
H.    Klasifikasi Diare
Klasifikasi Diare
Gejala
Klasifikasi
Tindakan / Pengobatan
1.   Dehidrasi
    Terdapat dua / lebih tanda-tanda berikut :
    Latergis / tidak sadar
    Mata cowong / cekung
    Tidak bisa minum / malas minum
    Cubitan kulit perut kembali sangat lambat
a.     Diare Dehidrasi Berat
    Jika tidak ada klasifikasi berat lain
    Berikan cairan untuk dehidrasi berat (rencana terapi c) dan tablet zink
    Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lain :
    Rujuk segera
    Jika masih bisa minum, berikan ASI dan larutan oralit selama perjalanan
    Jika ada kolera didaerah tersebut, berikan antibiotik untuk kolera
    Terdapat dua / lebih tanda-tanda berikut :
    Gelisah, rewel / marah
    Mata cowong / cekung
    Haus, minum dengan lahap
    Cubitan kulit perut kembali sangat lambat
b.     Diare Dehidrasi Ringan / Sedang
    Berikan cairan dan makanan sesuai rencana terapi b dan tablet zink (10 hari berturut-turut)
    Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lain :
    Rujuk segera
    Jika masih bisa minum, berikan ASI dan larutan oralit selama perjalanan
    Nasehati kapan kembali segera
    Kunjungan ulang 3 hari jika tidak ada perbaikan
    Tidak cukup tanda-tanda untuk di klasifikasikan sebagai diare dehidrasi berat atau ringan / sedang
c.     Diare Tanpa Dehidrasi
    Beri cairan dan makanan sesuai rencana terapi a dan tablet zink (10 hari berturut-turut)
    Nasehati kapan kembali segera
    Kunjungan ulang 3 hari jika tidak ada perbaikan
2.   Jika Diare 14 hari / Lebih
    Ada Dehidrasi
a.     Diare Persisten Berat
    Atasi dehidrasi sebelum dirujuk, kecuali ada klasifikasi berat lain
    Rujuk
    Tanpa Dehidrasi
b.     Diare Persisten
    Nasehati pemberian untuk diare persisten
    Beri tablet zink (10 hari berturut-turut)
    Kunjungan ulang 5 hari
3.   Darah Dalam Tinja
    Ada darah dalam tinja
a.     Disentri
    Beri antibiotic yang sesuai
    Beri tablet zink (10 hari berturut-turut)
    Nasehati kapan kembali segera
    Kunjungan ulang 2 hari
I.       Pemeriksaan Penunjang
                  1.   Pemeriksaan Tinja    :  Mikroskopis dan makroskopis. pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance). Biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensinya terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten).
                  2.   Pemeriksaan Darah  :  Darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit (terutama Na, K, Ca dan P serum pada diare yang disertai kejang)
                  3.   Pemeriksaan kadar ureum dan klanin darah untuk mengetahui faal ginjal
                  4.   Cuodenal incubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif terutama pada diare kronik
     


J.       Penanganan
                  Dasar pengobatan diare adalah :
                  1.   Pemberian Cairan
                        a.   Cairan peroral
« Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan NaHCO3, KCl dan Glukosa
« Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas usia 6 bulan kadar Natrium 90 mg/l
« Sedangkan anak dibawah 6 bulan dengan dehidrasi ringan / sedang kadar Natrium 50-90 mg/l
« Formula lain yang disebut oralit
Cara sederhana ini dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya mengandung garam dan gula (NaCl dan sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula
                        b.   Cairan Perenteral / Infuse
                              Pada umumnya menggunakan cairan RL (Ringer Laktat)
                              Cara memberikan cairan :
« Belum ada dehidrasi
Ø Peroral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas tiap defekasi
« Dehidrasi Ringan
Ø 1 jam pertama       :  25 – 50 ml / kg BB / peroral (nitragastric)
Ø Selanjutnya              :  125 ml / kg BB / hari ad libitum
« Dehidrasi Sedang
Ø 1 jam pertama          :  50 – 100 ml / kg BB / peroral / intragastric (sonde)
Ø 7 jam berikutnya      :  10 – 12 ml / kg BB / jam dengan 3 – 5 tetes / menit
Ø 16 jam berikutnya    :  125 ml / kg BB / Oralit peroral / intragastric
                  2.   Pengobatan Dietelik
                        Untuk anak dibawah 1 tahun dan diatas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg jenis makanannya adalah :
a. Susu (ASI dan susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM, almiron atau sejenisnya)
b. Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim)
c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
                 


3.  Obat – Obatan
a. Obat anti sekresi
« Asetosal dengan dosis 25 mg/l dengan dosis minimum 30 mg
« Klorpapmazin dengan dosis 0,5 / kg BB / hari
b. Obat spasmolitik
« Papaverihn
« Ekstra bveladona
« Opium loperamid
c. Obat pengeras tinja
« Kaolin
« Dektini
« Chorcool
« Tahurol
d. Antibiotika
      Pada umumnya antibiotik tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut kecuali bila penyebabnya jelas, seperti :
« Kolera                   :    Terosiktin 25 – 50 mg / kg BB / hari
« Compylohectar      :    Eritromycin 40 – 50 mg / kg BB / hari
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT
PADA By. F UMUR 10 BULAN DENGAN DIARE
DI PUSKESMAS GEMOLONG

I.          PENGKAJIAN
Tanggal/ Jam         : 14 Desember 2011 / 09. 15 WIB
Tempat                  : Puskesmas Gemolong
1)      DATA SUBYEKTIF
Tanggal / jam   : 14 Desember 2011 / 09. 15 WIB
A.    Identitas                                                     Penanggung Jawab
Nama      : By. F                                     Nama               : Ny. R
TTL        :Sragen, 4 Februari 2011         Umur               : 28 tahun
Umur      : 10 bulan                                Pekerjaan         : Swasta
JK           : Perempuan ( ♀ )
Alamat   : Candirejo RT 7 Gemolong
B.     Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kesehatan anaknya dengan keluhan anak berak encer dan berampas ± 6 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.


C.     Data Kesehatan
1)      Riwayat Penyakit Sekarang           : Ibu mengatakan anaknya berak encer dan berampas ± 6 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.
2)      Riwayat penyakit dahulu               : ibu mengatakan bayinya tidak pernah sakit
3)      Riwayat penyakit keluarga             : Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak menderita penyakit menurun ( ashma, DM ), menular ( TBC ), menahun ( jantung ) seperti seperti dada berdebar – debar (jantung),sering makan,minum, dan kencing (DM), sesak nafas (Asma),tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi). Sakit Kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi)  dan keputihan Gatal – Gatal (PMS).
D.    Data Imunisasi
HB
POLIO
BCG
DPT
CAMPAK
DT
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
1
2
-
-
E.     Kebutuhan dasar
Kebutuhan
Sebelum Sakit
Saat Sakit
# Pola Makan
   Frekuensi
Porsi
Makanan yang disukai
   Makanan yang tidak disukai
   Jenis makanan
   Keluhan
   Pantangan
  


3 – 4 x sehari
1 mangkok kecil
ASI, bubur tim

Tidak ada

Bubur , sayur
Tidak
Tidak


1 - 3x sehari
1 mangkok kecil
ASI, bubur tim

Tidak ada

Bubur, sayur
Tidak
Tidak

# Istirahat
   Lama Tidur
   Keluhan

10 jam/hari
Tidak ada

15 jam/hari
Tidak ada
# Personal Hygiene
   Mandi
   Keramas
   Sikat Gigi
   Ganti Pakaian
   Keluhan

2xsehari
3x seminggu
2x sehari
Tiap basah / kotor
Tidak ada

2xsehari
3x seminggu
2x sehari
Tiap basah / kotor
Tidak ada
# aktifitas bermain
Aktif  
Aktifitas bermain bayi berkurang
# Eliminasi
   Frekuensi BAK
   Warna
   Jumlah
   Keluhan
   Frekuensi BAB
   Warna
   Bau
   Konsistensi
   Keluhan

4-6x sehari
Kuning jernih
1 popok penuh
Tidak ada
1 - 2x sehari
Kuning kecoklatan
Khas
Lembek
Tidak ada

4-6x sehari
Kuning jernih
1 popok penuh
Tidak ada
1 - 2x sehari
Kuning kecoklatan
Khas
Lembek
Tidak ada
2)      Data Obyektif
1.      Pemeriksaan umum
a.       Keadaan umum         : Baik               kesadaran : composmentis
b.      Vital sign      
T                                : -
RR                             : 40 x/menit
HR                            : 96 x/menit
S                                : 36, 50C
c.       BB                             : 10 kg             PB       : 73 cm
d.      LILA                         : 10                  LK       : 42 cm
2.      Kepala dan wajah
a.       Rambut
Warna                        : hitam
Pertumbuhan             : rata / normal
Keadaan                    : bersih
Lesi                           : tidak ada
Oedema                     : tidak ada      
b.      Mata
Conjungtiva              : anemis 
Sclera                        : tidak ikterik
Sekret                        : tidak ada
Bentuk                      : simetris
Tanda infeksi                        : tidak ada
Kelainan                    : tidak ada
c.       Hidung
Sekret                        : tidak ada
Keadaan                    : bersih
Lesi                           : tidak ada
d.      Mulut                       
Secret                        : tidak ada      
Lidah                         : bersih
Gigi                           : Jumlah 3 ( Atas 1, Bawah 2 ), bersih
Gusi                           : kemerahan, tidak bengkak, tidak berdarah, tidak ada stomatitis
e.       Leher
Bentuk                      : simetris
Massa                        : tidak ada
Kekakuan                  : tidak ada
Kel. Tiroid                 : tidak ada pembesaran
Kel. Parotis               : tidak ada pembengkakan
f.       Dada
Bentuk                      : simetris
Type pernafasan        : normal
Perkusi dada             : normal          
Auskultasi suara        : normal
Pernafasan                 : normal
KGB axila                 : tidak ada pembesaran
g.      Abdoment
Bentuk                      : simetris
Meteorismus              : ada, perut kembung
Bekas luka op            : tidak ada      
Resistensi                  : tidak ada
Peristaltik usus          : meningkat
Tumor/masa               : tidak ada
Palpasi hepar             : normal / tidak ada pembesran
Palpasi lien                : normal / tidak ada pembesaran
Palpasi mc. burney    : normal / tidak ada nyeri tekan
h.      Genetalia                   :
Oedem                      : tidak ada
Secret                                    : tidak ada
Kelainan                    : tidak ada
i.        Ekstremitas
Oedema                     : tidak ada
Kelainan                    : tidak ada
Turgor Kulit              : menurun
3.      Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
4.      Pengobatan yang telah didapat
Ibu mengatakan bayinya belum pernah mendapatkan pengobatan apapun

    II. INTERPRETASI DATA      
Tanggal / jam     : 14 Desember 2011 / 09. 20 WIB
1.      Diagnosa Kebidanan
By. F umur 10 bulan dengan diare.
Dasar  : DS  : Ibu mengatakan anaknya berak encer dan berampas ± 6 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.
                           DO   : KU             : Lemah              Kesadaran       : CM
                                        T               : -                        HR      : 96 x / menit
                                       RR             : 40 x / menit      S          : 36,50C
                                       Turgor kulit  : menurun
                                        Abdomen    : peristaltk usus meningkat, perut kembung
                                       Wajah pucat, conjungtiva anemis
2.      Masalah       : tidak ada

III.            DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL DAN ANTISIPASI
Potensial terjadinya dehidrasi ringan
ANTISIPASI    :
·         Penuhi asupan cairan untuk mengatasi dehidrasi atau rehidrasi
·         Pemberian nutrisi yang adekuat.

IV.            TINDAKAN SEGERA
Tidak ada

V.            PERENCANAAN
Tanggal / jam     : 14 Desember 2011 / 09. 25 WIB
1.      Observasi KU dan VS.
2.      Beri pendkes pada ibu tentang diare
3.      Anjurkan ibu untuk memberi oralit atau larutan gula garam
4.      Anjurkan ibu untuk memberi nutrisi yang bergizi dan istirahat yang cukup.
5.      Anjurkan ibu untuk mengompres bayinya bila panas
6.      Berikan KIE pada ibu tentang nutrisi dan personal hygiene pada bayinya.
7.      Berikan terapi pada bayi ibu.
8.      Anjurkan ibu untuk kontrol setelah obat habis

 VI.            IMPLEMENTASI
Tanggal / jam     : 14 Desember 2011 / 09. 30 WIB
1.      Mengobservasi KU dan VS.
2.      Memberi pendkes pada ibu tentang diare
Diare adalah buang air besar lembek / cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya, biasanya 2 x / lebih dalam sehari.
3.      Menganjurkan ibu untuk memberi oralit atau larutan gula garam :
Sediakan air mineral 200 cc atau 1 gelas
Gula 2 sendok makan
Garam 1 sendok makan
Dicampur, diaduk sampai larut, di minum 3 x 1 hari
4.      Menganjurkan ibu untuk memberi nutrisi yang bergizi dan istirahat yang cukup.
5.      Menganjurkan ibu untuk mengompres bayinya dengan air hangat  bila panas
6.      Berikan KIE pada ibu tentang nutrisi dan personal hygiene pada bayinya          :
a.       Nutrisi
Diet rendah serat dengan cara melakukan pengenceran pada pembuatan susu formula.
b.      Personal Hygiene
Menjaga kebersihan badan terutama pada kebersihan kuku dan jari.
Cara membersihkan botol sesuai dengan standart ( sterilisasi ) yaitu dengan cara merebus botol ke dalam air mendidih 20 menit untuk menghilangkan kuman / bakteri yang tertinggal di dalam botol.
7.      Memberikan terapi pada bayi ibu.
Cotrimoxazol syrup  240 mg 3 x 1 / hari
Pamol syrup             120 mg 3 x 1 hari
CTM                         4 mg 3 x 1 hari
8.      Menganjurkan ibu untuk kontrol setelah obat habis

VII.            EVALUASI
Tanggal / jam         : 14 Desember 2011 / 09. 40 WIB
1. KU     : Lemah                    Kesadaran       : CM
         T    : -                              HR   : 96 x / menit
   RR : 40 x / menit         S : 36,50C
2. Ibu sudah mengerti tentang diare.
3. Ibu bersedia untuk memberikan oralit atau larutan gula garam pada bayinya.
4. Ibu bersedia untuk memberikan nutrisi yang bergizi dan istirahat yang cukup.
5. Ibu bersedia untuk mengompres anaknya bila panas dengan air hangat.
6. Ibu sudah mengerti tentang nutrisi dan personal hygiene.
7. Anak sudah diberikan terapi
8.Ibu bersedia untuk kontrol setelah obat habis.


BAB IV
PENUTUP

4.1       Kesimpulan
  
Setelah melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada By. F umur 10 bulan  dengan diare di Puskesmas Gemolong. Penulis dapat mengambil kesimpulan :
4.1.1       Dengan menggunakan manajement varney dengan menggunakan soap dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dan sikap yangan harus dilakukan bidab dalam memberikan asuhan secara tepat, cermat, menyeluruh
4.1.2       Dengan manajement varney dapat meningkatkan kemammpuan bidan dalam hal pengetahuan didapatkan hasil pengkajian pada An. S umur 10 bulan  denagn diare: Alasan datang berak encer dan berampas ± 6 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari . KU : Lemah, Kesadaran: CM, VS:  T : -, HR : 100 x/menit, RR : 40 x/menit, S : 37oC, tidak ada riwayat penyakit yang membahayakan. Asuhan Kebidanan yang diberikan yaitu melakukan rehidrasi dengan oralit, memberikan informasi tentang diare, memberikan KIE tentang nutrisi dan personal hygiene, anjurkan ibu untuk mengontrolkan anaknya 1 minggu lagi atau bila ada keluhan.



4.2       Saran
4.2.1    Bagi tenaga kesehatan
                        Bagi tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan pelayanan dan penyuluhan kepada masyarakat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
4.2.2    Bagi pasien
            Hendaknya dapat mendukung dan mampu diajak kerjasama dengan tenaga kesehatan
            4.2.3   Untuk Keluarga
                                    Hendaknya memberikan dukungan kepada pasien baik mental maupun spiritual.



DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Christina, S. Dra. 1996. Perawatan Kebidanan Jilid 2. Jakarta : Bratara
Nelson. 2002. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta : EGC
Saminem, Hj. 2008. Kehamilan Normal. Jakarta : EGC
Staf Pengajar IKA FKUI 1998. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta : FKUI
Widjaja, M.C. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan Pada Balita. Jakarta : Kawan Pustaka